Wednesday, June 9, 2010

Marissa Haque

Aku semakin bernafsu saja sama Marissa Haque, aku ingin selalu menikmati tubuh Marissa Haque, seperti kepuasan tersendiri menikmati tubuhnya yang putih mulus, walau sudah hampir kepala lima, namun tubuhnya terjaga dengan baik, sehingga membuatku semakin ketagihan. Apalagi Marissa Haque juga tak bisa melepaskan aku, justru malah semakin senang dan suka akan diriku. Marissa Haque sendiri tidak pernah mengeluh lagi soal aku yang mempunyai semua rahasia kehidupan seksnya.

Marissa Haque selalu ingin kupuasi, bahkan kini sering mengirimi sms jorok, bahkan sangat jorok sekali. Entah mengapa tiba tiba Marissa Haque mengundangku datang ke kantornya. Marissa Haque mengutarakan banyak masalah komputer yang harus aku tangani, namun dia minta jangan ngeseks di kantor karena rawan dan rame. Aku tersenyum senang, walau tidak bisa ngeseks setidaknya aku bisa menggerayangi bagian sensitifnya. Apalagi siang itu Marissa Haque menggunakan pakaian rok panjang sampai mata kaki. Di ruangan kerjanya aku diminta menggarap laptopnya, Marissa Haque langsung mengunci ruang kerjanya dan aku langsung dipeluknya, kami saling memagut penuh kemesraan.

"Sayaaang … “ ujar Marissa Haque dengan bersemu merah

“Yaa .. “ ucapku sambil meremas pantat Marissa Haque dengan gemas

“Komputer dan laptopku banyak masalah nih .. bantu ya benahi “

“Boleh “ ujarku sambil menuju ke komputernya digandeng Marissa Haque, sambil jalan aku meremas pantat Marissa Haque.

“Please … nanti saja deh .. nakalnya “ bisik Marissa Haque di telingaku

Dudukku dekat Marissa Haque, sehingga aku semakin nakal, ketika Marissa Haque mengambil buku agendanya dengan membungkuk aku langsung mencolek buah dada, lebih lebih mengambil saat mengambil agenda dan diam sejenak, pantatnya juga terangkat sehingga aku langsung meremas pantatnya juga.

“Haaah .. nakal “ semprot Marissa Haque dengan mendelik.

Tak lebih dari seperempatnya komputernya beres

“Cepat ya ?”

“Yaaa .. harus kasih hadiahnya “ ujarku sambil berdehem

“Mau minta apa ?”

Aku langsung memeluk Marissa Haque dengan memagut dan melumat dengan rakus, Marissa Haque membalas lumatanku dan tak kalah rakus, kami saling menyedot, tanganku semakin nakal masuk ke dalam bajunya yang berlengan panjang itu dan meremas buah dadanya. Kami sambil megap megap setelah puas saling melumat, Marissa Haque membenahi jilbabnya lagi, ketika hendak berdiri, aku pun semakin nakal dengan meremas lagi pantat Marissa Haque. Marissa Haque membiarkan aku nakal dengan segala aksiku.

Ketika berdiri hendak mengambil buku di rak, aku langsung memeluknya dari belakang, tanganku melingkar ke depan dan meremas buah dadanya dari luar, membuat Marissa Haque menahan tanganku dengan mengempitnya. Bukannya menepis tanganku sehingga tanganku tetap menempel di dadanya

“Kamu tuh nakal, sayang “ ujar Marissa Haque dengan mencubit tanganku

Penisku yang ngaceng itu aku tempelkan di belahan pantatnya membuat Marissa Haque hanya tersenyun saja

“Mbak Icha juga nakal kok “

“Husss “ ujar Marissa Haque dengan mengatupkan ibu jarinya ke bibirku

Aku menggerakan pantatku sehingga batangku yang ngaceng tegak itu terasa sekali di belahan pantat Marissa Haque. Marissa Haque menggerakan pantatnya tanda senang.

“Besar sekali ya kontolmu .. aku suka “ bisik Marissa Haque

“Ketagihan ya “ godaku

“Iyaaa “ jawab Marissa Haque dengan tersenyum lagi

Aku semakin nakal menyelusup ke dalam pakaian Marissa Haque, kupegang kedua buah dadanya dan Marissa Haque sampai mendesis keenakan.

“Ijinkan aku meremas buah dada Mbak Icha tidak di luar BH “ bisikku nakal

“Hmmm .. jangan ah .. bahaya “ goda Marissa Haque

Aku masuk ke dalam bajunya semakin nakal lewat punggungnya mencari kaitan BHnya, sedang tangan kiri berada di depan juga masuk dalam bajunya, tanganku menjarah buah dadanya dan meremasnya sepuasku membuat Marissa Haque menahan nafas, termakan birahi lagi

“Han .. ntar malam saja ya .” ujar Marissa Haque dengan menahan tanganku agar tidak terlalu jauh.

Aku sudahi mengerjai Marissa Haque dengan kembali memakai komputerku, namun Marissa Haque justru malah memancingku dengan duduk di pangkuanku.

Penisku terasa ditekan pantat Marissa Haque dengan menggoyangkan sehingga membuatku semakin senang saja.

"Enak ya ?" bisik Marissa Haque

Aku semakin nakal kutarik roknya sampai atas sehingga terlihat betis mulus Marissa Haque, aku mengelusnya membuat Marissa Haque mendesis, bahkan aku semakin jauh memasukkan tanganku, Marissa Haque membuka pahanya sehingga aku semakin bebas sampai bagian segitiganya, terasa sedikit basah, Marissa Haque terbakar birahinya

Marissa Haque melumat bibirku dengan rakus, jilbabnya ditarik dan merangkulkan tangan kirinya ke belakang kepalaku. Kami saling beradu bibir dengan pelan saling memagut, sedangkan tanganku mengelus pahanya dengan bebas.

“Sudah puas belum ?” tanya Marissa Haque dengan tersenyum

“Kulum punyaku ya .. sebentar saja “ kataku sambil membuka resluting celanaku, namun Marissa Haque mencegahnya namun sudah terlambat karena aku sudah menarik batangku dari celana dalamku, tersembullah batangku membuat Marissa Haque langsung menjilati bibirnya.

Marissa Haque langsung mengambil serbet di samping komputer dan langsung disumpalkan ke mulutku

“Kutelan manimu .. tapi kamu jangan melenguh .. bisa kedengaran “

Marissa Haque langsung duduk di sampingku dan membungkuk, langsung saja penisku dijilati dan diemut dengan rakus, Marissa Haque menyepong penisku sangat rakus, mengocoknya, menjilati, mengulum dan menyedot batangku.

Aku hanya bisa menggigit serbet itu, tanganku sendiri gentayangan menggerayangi buah dada Marissa Haque dengan gemas, tanganku masuk ke dalam BHnya yang tidak dibenahi, sehingga aku merasakan keempukan buah dada Marissa Haque.

Marissa Haque mengulum penisku dengan rakus dan cepat, tak ada waktu untuk bersantai, dengan terus dikulum, disedot, giginya menyentuh terus penisku merasa aku semakin termakan birahi

“Mmmmm …hhhhsss “ desisku dengan suara kecil sekali. Marissa Haque mengatupkan tangannya ke bibirnya agar aku diam

Dengan terus mengocoknya lalu dimasukan ke dalam mulutnya, penisku disedot sedot lagi, membuat aku sampai menahan nafasku. Menit demi menit aku merasa tak kuat lagi, Marissa Haque tahu kalo aku mau orgasme, dengan lahap penisku disedot sedot, kedua kakiku mancal mancal. Penisku menghembat dengan cepat dan aku langsung memuntahkan isinya

“Creeeeet .. creeeeet .. creeeeeet “

Marissa Haque langsung menelan spermaku dan ditelan masuk kerongkongan, habis itu menjilati sampai bersih, aku hanya bisa bernafas tak karuan merasakan orgasme di mulut Marissa Haque. Aku berkelonjotan tak karuan, namun aku tak bisa bersua karena tersumpal serbet. Setelah penisku bersih Marissa Haque meninggalkan aku masuk kamar mandi membawa minumannya. Aku terhempas di sandaran kursi dengan mengatur nafasku.

Marissa Haque keluar dari kamar mandi di ruangan itu dengan tersenyum dan sudah rapi kembali. Aku membenahi celanaku lagi, kemudian dengan nafas memburu kembali menyerbu bibir Marissa Haque dan Marissa Haque membalasnya lagi, kupagut dan tanganku meremas pantat Marissa Haque. Bahkan aku menarik rok Marissa Haque sampai ke atas dan menarik celana dalamnya, kemudian meremas pantatnya, terasa hangat dan empuk pantat Marissa haque.

Kami menyudahi aksi kami dengan kembali bekerja, namun aku selalu nakal mencolek pantat Marissa Haque ketika berjalan di sampingku, Marissa Haque hanya mendelik, kemudian tersenyum nakal.

Setelah aku merasa tidak berkeringat lagi, aku pamit pulang, kupagut lagi dan ketika aku diantarkan keluar ruangannya, sebelum membuka pintu aku sekali mencolek pantat Marissa Haque.

“Besok pagi kamu tunggu aku ya .. jam 08 .. “ bisik Marissa Haque

Aku pulang di antar Marissa Haque sampai ruang tamu kemudian aku pergi meninggalkan kantornya.

0 comments:


Blogger Templates by Isnaini Dot Com and Wedding Gowns. Powered by Blogger