Hari masih terasa panas di kitaran Bundaran HI, hari itu aku sedang ada tugas membenahi jaringan di sebuah mall. Penat rasanya seharian ini, apalagi mengerjakan sendirian membuatku hanya bisa geleng-geleng kepala. Ketika menginjak senja pekerjaanku selesai sehingga aku bisa bebas dan sisa waktu kupakai untuk sekedar putar-putar Mall di Indonesia Plaza yang notabene kalangan elit.
Hari mulai menggelap ketika aku berada di lantai dasar Wisma Nusantara, saat itu mataku tertubuk pada tubuh wanita yang selama ini kuidamkan, ya tubuh seksi Tina Talisa presenter TVOne itu memang selalu menggoda kelakianku, tapi apa daya, lagian jika sedang online Tina Talisa ketat sekali protokolernya. Jangankan berkenalan, mendekat saja dah dilarang oleh kru TvOne. Tapi namanya nasib pasti tak akan bisa diduga orang. Balutan khas pakaiannya yang ketat dengan rok pas di lutut menambah keanggunannya, belum ukuran buah dadanya yang besar yang membuat mata lelaki jelalatan, berbahagialah suaminya yang sudah bisa menikmati kesintalan dan kemolekan tubuh Tina Talisa, wajah sunda yang putih mulus, dengan bibir yang sensual serta buah dada yang membusung padat.
Aku hanya bisa termangu menonton persiapan acara Selamat Malam Indonesia, aku berada pada barisan penonton, tiba-tiba tak disangka sebuah palang yang sebagai peyangga lampu shooting ambruk, dan arahnya tepat dibawah Tina Talisa, sebelah pojok berteriak “Awas Tina”. Aku yang sudah sigap langsung melompati dua bangku lalu menginjak meja dan menubruk Tina Talisa, kami berdua langsung jatuh terguling dan menjauh dari kejatuhan lampu. Tubuh Tina Talisa menimpa tubuhku, dan tangaku masih memeluknya. Lampu akhirnya jatuh di samping tubuh kami.
“byaar…. Trang ….” Percikan api membuat aku harus melindungi kepala Tina Talisa, kutarik kepalanya agar rapat dengan tubuhku lalu menggulingkan kekanan. Seetelah di rasa cukup aman aku melepaskan Tina Talisa, mataku tertubuk dengan mata Tina Talisa. Dhuh teduh sekali matamu Tina ! Kulepaskan pelukan, Tina berdiri dibantu beberapa kru.
“Terima kasih Mas !” katanya kepadaku dengan tersipu malu karena aku memeluknya.
Beberapa kru juga mengucapkan terima kasih padaku karena jika aku tidak bertindak cepat, Tina bisa cedera permanen dan itu bisa menjatuhkan pamor tvone.
“Nyaris saja Teh ! kalo nggak ada orang ini, kamu dah tewas”
Aku bergiang dalam hati “Jangan mati dulu sebelum tidur denganku Tina” …
Tina Talisa mengajak berkenalan denganku.
“Han …Burhan ”
“Kerja di mana Mas “
“Freelance saja kok … urusan desain web”
“Oh .. begitu … ntar kalo dah siaran kita bicara yak … aku ingin mengucapkan terima kasih padamu atas pertolongan tadi “
“Tampaknya nggak bisa Mbak Tina … aku dah capek … sebenernya mau pulang”
“Please ! Jangan dulu “
“Baiklah … tapi aku lapar nih”
Tina menyuruh kru untuk membelikan aku makanan.
Setelah acara usai, aku ditemui Tina Talisa.. aku ngobrol berdua di sebuah kafe tak jauh dari tempat siaran tadi. Ku dapatkan nomer hapenya. Obrolan seperti biasa saja. Namun setidaknya aku bisa mengorek lebih jauh .. tampaknya dia merasa ada beban berat, wajahnya memang ceria namun menyimpan segudang beban, apalagi kalo nafsu seksnya yang tidak tersalurkan dengan baik. Suaminya tipe lelaki sibuk sehingga pulang larut, akibatnya aktifitasnya seksnya tidak tersalurkan.
Aku pulang malam itu, kumasukan mobilku ke garasi. Ku hempaskan tubuhku di sofa.
Belum sempat menyulut rokok, hapeku berdering !
Bujub .. ternyata dari Tina Talisa
“Sedang apa Mas …”
“Ya lagi santai ria …”
“Belum tidur ?”
“Kalonger mana bisa jam segini tidur ..”
Tina tertawa merdu
“Tinggal sama siapa di rumah ?”
“Sendirian Teh …”
“Lho belum nikah tho ?”
“Belum .. belum laku … “
“Ganteng2 gitu kok jomblo “
“cariin donk .. yang secantik Mbak Tina …” godaku nakal
“Idih .. Mbak Tina khan sudah ada yang punya “
“Gimenong nih Teh ? guwe khan cariin yang secantik Mbak Tina … bukan Mbak Tina … payah sih”
Tina tertawa keras.
“ketawanya jangan keras2 … bisa dibilang nggak nggenah sama orang serumah”
“Aku sendirian kok … suamiku lagi tugas luar kota”
“Kesepian yak Mbak ..” pancingku
“Iya sih iya .. Cuma karena kesibukan jadi ya bisa terlupakan … “
“Perlu ditemani malam ini ?”
Kembali Tina tertawa …
“Ah .. kamu ini nakal dan jahil ! “ tuduhnya dengan tawa
“Tapi nggak kurang ajar khan ?” elakku
“ Han ..”
“ Ya Teh “
“Terima kasih atas pertolongan tadi .. kalo nggak ada dirimu … aku mungkin sudah tewas !”
“Ya .. lain kali hati-hati”
Pagi itu aku bangun terlambat, jam 10 siang .. padahal aku masih ada job dari seorang teman, temanku berhalangan mengurus kliennya. Namanya Alfan Kudatangi temanku di kantornya.
“Kenapa kang”
“Wah .. trenyata orangku lagi mengerang di rumah sakit .. semalam jatuh dari motor”
“Aku ikut prihatin ..”
“Kau bisa gantiin ndak .. ada tugas untuk maintenance server di tvone”
Bagai disambar geledek aku tertegun
“Kenapa ? kok kaget “
“Tinggi banget ordermu … “
“Ya dah .. kalo kamu mau gantiin .. aku bikinkan surat tugas .. tugasnya nggak berat kok, Cuma memastikan jaringan aman .. mencari celah-celah dan menutupnya.. kabarnya banyak celah dimanfaatkan, lagian tvone sekrang banyak diserang dengan email berantai karena berita suka miring”
“Oke deh .. kalo gitu aku sanggup …. “
“Oke … aku berterima kasih padamu … walau kau nggak mau gabung dengan kantorku tetapi kau memang kawan yang baik …. Padahal bawahku memintaku untuk merekrutmu … tapi aku harus menghargai prinsipmu karena nggak mau diperintah dengan struktur manajemen.”
Aku memang tipe pekerja seperti itu, aku hanya mau diperintah berdasarkan pekerjaan, bukan diperintah suruh bikin ini bikin itu.
Meluncurlah aku sendirian ke tvone … kuparkir mobilku di parikiran tvone, pertana yang kudatangi adalah bagian receprionis.
“Selamat siang Pak” sapa seorang receptionis
“Selamat Siang juga Mbak “
“Bisa saya bantu pak ..?” tanyanya dengan mimik ramah yang kesannya dipaksakan karena kulihat dari layar monitor terlihat web facebook.
Kuberikan surat tugasku, sekilas wanita cantik itu kembali memberikan suratnya.
“Silakan bapak ke lantai dua .. temui temui Pak Hadi “
Aku bergegas masuk lebih ke dalam dan naik menggunakan lift, ketika lift hendak kututup, seorang wanita membawa map ikut masuk, aku terkejut karena itu Tina Talisa
“Lho .. ngapain kamu di sini ?” tanyanya heran
“Ya mau nemuin Mbak Tina sih .. kangen deh “ godaku
“Halah … mulai lagi ..” cubitnya pada tangaku
“Ya Cuma menggantikan tugas temanku yang berhalangan dalam maintenance server kantor ini”
“Wuih ! tipikal hacker nih kamu .. ajarin deh … “
“Boleh .. tapi harus ada fulusnya “ ledekku
Tina Talisa mengantarkan aku sampai ruang Pak Hadi. Kutemui Pak Hadi dan kuberikan surat tugasku
“ Buset … ternyata yang namanya Burhan ini tho ya … sungguh kehormatan bagi saya menerima anda Pak, saya suka artikel anda web anda … isinya memang gampang dicerna .. saya banyak belajar pada anda kok ..”
Aku hanya tersenyum ….
“Tina … ini salah satu hacker .. bisa cocok sebuah narasumber acaramu”
“Boleh Pak .. kalo dia mau ..” goda Tina Talisa menimpali kata Pak Hadi
“Saya yang nggak mau berapapun dibayar… “
Langsung saja aku bekerja setelah ditunjukan komputer server oleh orang IT. Tunning server yang perlu aku kerjakan karena internet dikantor ini melamban beberapa hari terakhir, belum lagi banyaknya worm dan trojan masuk di beberapa komputer client.
Penat rasanya lebih dari 3 jam aku berjibaku, orang IT yang melihat juga geleng-geleng ketika membantuku. Toh selesai juga, belum selesai memberesi pekerjaanku, salah seorang IT berkomentar
“Gila ! internetku lebih cepat 3 kali lipat …. Ck ck ck ck … benar2 makyus tunning anda …”
“Kamu bisa kok … asal mau belajar “
“Belum mudeng aku dengan script kernel itu … lagian aku make Windows .. ini khan Linux”
Belum selesai aku disitu .. Tina masuk ruangan ..
“Dah selesai ?”
“Dah ..” kataku singkat
“Ikut aku yuk .. kutraktir “ ajak Tina Talisa, tanpa aku mengucapkan ya atau tidak, tanganku dah ditarik Tina untuk digandeng keluar keluar ruangan IT.
Aku pulang ke rumah, sesampai di rumah kumatikan hapeku agar aku tidak diganggu, capek bener dua hari ini. Padahal besok pagi kudu laporan ke kantor Alfan.
Seminggu kemudian aku kembali jalan jalan ke Mall Taman Anggrek, tak disangka di sana aku meilat Tina Talisa keluar dari mobil, entah kenapa tiba –tiba ada sepeda motor berkecepatan tinggi tanpa terkedali mengarah pada sisi kiri mobil, sehingga kalo tak dicegah pasti akan menabrak Tina Talisa. Aku berlari
“Awas Tina …… “teriaku
Aku langsung meloncati sedan itu dan kembali menubruk Tina .. motor langsung menabrak pot pot dan tumbuhan di situ. Orang langsung berkerumun dan menolong.
“Han ..” teriak Tina
Aku hanya tersenyum
“Kau selamatkan aku dua kali … kok bisa bisanya kau begini ..”
“kebetulan … “ ujarku singkat
Aku berdiri dan kuangkat tubuh Tina Talisa …
“Nggak apa2 Teh ?”
“Nggak apa2 … “ ujarnya sambil mengucapkan terima kasih
“Ya udah .. kalo gitu .. aku mau pergi .. ada urusan pekerjaan di sini ..”
“Han .. terima kasih atas pertolonganmu … ntar malam ke rumah ya.. kutunggu”
“Ya kalo nggak hujan .. aku malas kalo hujan keluar rumah “
Aku datang ke rumah Tina Malam itu walau hujan gerimis. Ku lihat rumahnya yang megah, bak istana, halamannya yang asri namun suasananya sepi, aku berharap suaminya tidak dirumah
Kupencet bel dipintu. Tak lama kemudian Tina keluar
“Ayo Han .. masuk .. dingin ya … “ ujarnya sambil mengelus pipiku yang dingin
“Baik ..”
“Aku buatkan kopi ya … “
“Jangan .. teh tubruk saja … “
Aku diminta duduk di sofa. Tak lama kemudian Tina kembali ke ruang depan membawa teh manis.
Aku tersipu malu karena malam itu Tina sunggu cantik sekali, kemolekan tubuhnya. Kesintalannya bodynya dan besarnya buah dada yang menggelantung padat.
“Han .. terima kasih ya … kau telah menyelamatkan hidupku …”
“Ya … sama sama ..
Kami mengonrol ke sana kemari. Tak disangkai Tina memberikan pilihan padaku
“Han .. kau telah menyelamatkan hidupku … mintalah apapun akan ku berikan “
“Aku hanya menolong Mbak .. nggak mengharap apa2 kok … jadi sodara saja dah cukup”
“Ayolah Han .. please .. minta mobil nanti kubelikan .. please … “
“Aku dah punya mobil .. ngurus mobil satu saja dah ruwet ..”
Tina seakan memaksa dan duduknya pun berpindah disebelahku.
“Please .. katakan deh kalo kau punya kemauan .. mintalah apapun akan kuberikan”
“Sekalipun aku meminta pastilah juga tidak dikabulkan ..”
“Ah masak .. “ kata Tina jengkel
“Aku lama mengagumimu Mbak … aku suka cara mbak bicara ..lancar banget .. aku iri deh … kalo boleh sih … “ ujarku ragu-ragu…
“Apa ?’ tanyanya pelan terdengar nada tak paham
“Kalo aku minta Mbak Tina boleh nggak ?” kataku kurang ajar
Tina hanya menatapku kosong … kupegang tangannya dan kuremas, remasanku pun dibalas dengan remasan Tina.
Ku pegang pipinya yang cantik, kudekatkan kepalaku.
Akhirnya kucium pipinya lalu merambat pelan ke bibirnya. Pagutanku dibalas oleh Tina. Kami saling berpagutan penuh cinta ketika bibir kami saling melumat, kupeluk Tina, kulingkarkan tangaku memberikan elusan pada punggungnya, tangan kananku masuk ke dalam bajunya lewat bawah kemudian naik mencari buah dada sebelah kanannya yang masih tertutup BH, kuremas buah dadanya dan Tina melenguh. Lumatanku semakin dalam dan kucari lidahnya, pagutan demi pagutan wajah kami berdua semakin basah oleh air liur menambah sensasi hubungan cinta kami.
“Han .. kau nakal … “ ujarnya genit mencekal tanganku yang semakin jauh masuk ke dalam cup BHnya dan meremas gemas buah dadanya dan memelintir puntingnya.
“Han … kau yakin .?”
“Aku sudah lama merindukanmu Mbak ..”
Tanpa ampun Tina langsung menyerbu bibirku dengan ganas .. aku tak kalah kembali meladeni lumatan Tina Talisa. Tangan Tina memegang kepalaku agar bisa mengontrol pagutannya. Kami saling melumat dan memilin di sofa itu, kutindih Tina di Sofa itu. Pertempuran lewat adu ciuman dan lumatan semakin membara, tubuh seksi Tina Talisa dalam jangkauanku untuk kunikmati luar dalam, kelembutan kulitnya yang mulus menambah nafsuku untuk menyetubuhi presenter ini. Ku elus pahanya yang mulus yang hanya di balut rok sebatas lutut.
“Han .. puasi aku malam ini .. kau bebas berbuat sesukamu … suamiku jarang memberikan kepuasan”Kata Tina di sela-sela nafasnya yang turun naik, buah dadanya kian membusung padat.
Tina berdiri duluan dari sofa kemudian menarik tanganku
“Ayo kita ke kamarku agar lebih indah ..” ajaknya penuh nafsu
Sambil menarik tanganku … tangan satunya meremas penisku yang sudah tegang …
“punyamu kelihatan cukup besar … hm …. “
Aku pun tak tinggal diam meremas buah dadanya yang masih tertutup baju dan BH.
Sesampai di kamar ditutupnya pintu kamarnya… satu persatu Tina membuka pakaiannya, roknya pun dilepas juga, sedang aku terpana melihat kemolekan dan kesintalan tubuh Tina Talisa yang tanpa memakai rok dan baju. Astaga naga .. begitu sangat sempurna wanita ini.
Aku membuka bajuku tanpa berkedip memandang tubuh Tina Talisa yang putih mulus tanpa cacat, wajahnya yang manis dan cantik dan genit membuatku bernafsu untuk menggumulinya. Kupelorotkan celanaku tersisa celana dalam … sedang Tina Talisa hendak mencopot BHnya .. tak lama dicopotnya BHnya dan dilemparkan ke arahku sambil tersenyum.
“Ya … Tuhan …. “ ujarku terkagum dengan buah dada Tina Tilasa yang besar dan padat tanpa cela. Tina maju ke depanku dan kutarik tangannya dan menindihku.
Pergumulan yang dashyat itu, aku meremas buah dada Tina Talisa penuh nafsu, kuremas –remas .. mulutku mengulum putting susunya yang semakin tegang berdiri pertanda birahinya mencapai puncak tertinggi
“Han .. pelan pelan donk … kau nafsu banget sih ..”
“Bagaimana nggak bernafsu … aku kadang suka masturbasi membayangkan dirimu Mbak ..”
“Siwalan kok Han ..” ujarnya dngan genit sambil meremas penisku dan mengeluarkan dari cdnya.
“ Besar sekali punyamu Han …. “ujarnya sambil mengocok penisku.
Ku elus elus pahanya yang mulus bak pualam .. sedang Tina mengocok penisku.
“Mbak .. jangan dikocok deh .. isap donk ..”
Tina langsung saja menjilati penisku dengan nafsu kemudian pelan pelan memasukan hendak memasukan penisku ke dalam mulutnya.
“Mungkin ini nggak akan cukup kalau masuk di.. aah mm.. nggmm”, belum lagi kata-kata isengnya keluar aku sudah menghunjamkan penisku kearah mulutnya dan croop langsung memenuhi rongganya yang mungil itu. Matanya enatapku dengan pandangan lucu, sementara aku sedang meringis merasakan kegelian yang justru semakin membuat batang penis itu tegang dan keras.
“Aduuh enaak Tina oohh enaknya oohh..”, mulutku mulai mengeluarkan desisan keneenaan panjang sementara ia terus menyedot dan mengocok batang kemaluanku keluar masuk mulutnya yang kini tampak semakin sesak. Tangan kananku meraih payudara besarnya yang menggelayut bergoyang kesana kemari sembari tangan sebelah kiriku memberi rabaan di punggungnya yang halus itu. Sesekali ia menggigit kecil kepala kemaluanku dalam mulutnya”, mm.. mm..”, hanya itu yang keluar dari mulutnya, seiring telapak tanganku yang meremas keras daging empuk di dadanya.
“Crop..” ia mengeluarkan kemaluanku dari mulutnya.. dan berdiri tegak di hadapanku, aku langsung menyergap pinggulnya dan lagi-lagi, daerah selangkangan dengan bukit berbulu itu kuserubuti dan menyedot cairan mani yang sepertinya sudah membanjir di bibir vaginanya.
Gantian kini giliranku .. kutarik cd nya .. alamak .. jembutnya tertata rapi dan indah .. labia mayoranya terlihat indah … cd yang sudah basah itu kutarik dan Tina membantu meloloskan dari kakinya
“Han .. puasi aku malam ini … Oh …. Hamili aku … suamiku sepertinya tak bisa memberikan keturunan … Oh …”
“Kau rela Tina ?” tanyaku sambil menjilat vaginanya
“Oh …. Suamiku tak pernah melakukan itu Han … kolot dia orangnya “
“Jangan kau sebut suamimu Tina .. aku suamimu malam ini … akan kutanam benihku pada dirimu Tina ..”
“Lakukan Han … lakukan ..” ujarnya dengan penuh harap dan senyuman penuh arti
Kujilitai vagina itu … Tina mengerang
“Oh … Han …ah …ah …. Uh … enak ..” erangnya penuh rintihan .. tangannya meremas seprei ranjang menahan sensasi jilatanku pada vaginanya yang semakin becek itu….
Kujilati dan kukuak lubang sorganya yang rimbun rambutnya, tak lebih dari lima menit pertanda Tina akan orgasme … “
“Oh .. Han … aku mau sampai … terus …. Teruss …..”
Kulakuan jilatan terus, kelentitnya yang sebijinya kacang itu aku jilatin dan sesekali kusentil dengan lidahku … Tina menjerit jerit ..
“Jangan keras keras Tina…”
“Biar … nggak ada yang dengar kok .. terus Han …”
Tak lama kemudian Tina melenguh dengan keras, dari lubang itu keluar cairan menyeprot dengan dasyat dan membasahi ranjang serta mengena mukaku …… tubuhnya berkelonjotan menahan orgasme yang tak tertahankan ….. Tina terengah engah menahan nafasnya.
“Terima kasih .. Han …. Beri aku sitirahat sebentar ya“
Kubiarkan dia untuk memulihkan stamina, namun belum lima menit aku merasa gatal, ingin kusodoki wanita ini dengan penisku dan merasakan pejuku..
Kuremas buah adanya dan mengulum puntingnya untuk mebangkitkan gairahnya. Pelan pelan Tina bangkit kembali nafsunya bahkan kian ganas dibanding sebelu orgasme pertama tadi.
“Han .. masukin ya .. keluarin di dalam … hamili aku … please “
Kukocok penisku ….. buset .. lubang segitu mana masuk … kucoba mengarahkan penisku .. terasa sangat sesak …. Hanya masuk mili demi mili ..
“Han .. punyamu terlalu besar … nggak bisa masuk kalo begitu …. “ ujarnya penuh nafsu dan genit
“Dhuh .. betapa genitnya kau Tina …. Aku sungguh berbahagia bisa menikmati tubuhmu Tina, menikmati kesintalan tubuhmu”
“Aku diatas saja Han .. kau duduk ..” ujarnya sambil berpegang pada tanganku
Tina bangun dari posisi tidur kemudian merangkul pundakku dan mengarahkan lubangnya pas penisku …
“pelana pelan ya Han … “
Tina berjongkok kemudian memegang penisku
“Penismu benar-benar keras Han …”
“Vaginamu juga sempit … aku suka ..”
Tina tertawa ketika aku bicara jorok.
“kamu jorok juga kalo lagi begini “
“kau juga jorok Tina … “
“Masak ?’
“Coba bilang : aku suka penismu”
“Ah .. jahil juga kau .. tapi aku memang suka sama kontolmu Han”
Aku tertawa keras tapi Tina membekap mulutku dengan ciuman dashyat di bibirku dan aku membalasnya tak kalah bernafsu. Kuremas buah dadanya yang menggelantung padat dan keras.
Pelan-pelan Tina menekan kebawah dan memasukan penisku ke luang sorgawinya. Mili demi mili, penisku masuk .. dengan menhanan perih dan meringis Tina sesekali melumat bibirku.
“Dorong Han …. Dorang tapi pelan …”
Aku menurutinya ..
“Tak kusangka .. wanita seseksi ini dilupakan oleh ..” Tina menutup mulutnku dengan bibirnya
“Jangan kau sebut dia lagi .. aku malam ini istrimu Han …”
Dengan sekali sentakan .. amblaslah penisku ke dalam vagina Tina Talisan. Pekikan keras bersamaan kami keluarkan ..
“Auuuuuuuhhhhhhhh …” pekikku keras. Remasan dinding vaginanya pada penisku serasa mengurut urut dan terasa sangat panas.
Aku kembali melumat bibir Tina kemudian tangaku meremas buah dadanya yang menggelantung di depanku
“Kita genjot bareng ya Han ..
Kami berpacu dengan posisi seperti itu .. memang ini posisi keinginanku sejak awal ingin menyebutubhi Tina Talisa
Kami lalu salaing memompa, tanganku aktif meremas buah dadanya yang membusung padat, Tina bergoyang dipangkuanku … kakinya kemudian menyilang dipinggangku .. jepitannya pada vagina cukup kuat sekali, penisku serasa diremas-remas dengan keras
“Tina … vagina keras banget meremas penisku .. aku bisa nggak tahan nih”
“Awas kau Han kalo keluar duluan .. “ujarnya sambil mencari bibirku..
Kami saling memacu penuh berahi dengan bercucuruan keringat .. menit dengan menit kami saling memompa. Lebih dari lima menit kami saling memadu cinta penuh hsarat.
Tina seakan mempercepat gejotan dan aku meladeninya
“Han .. aku kayaknya .. mau sampai ..” uajnya dengan terengah-engah …
“Genjot terus Tina, sayang ..”
“Ya sayang … “
Tina mempercepat genjotannya …tak lama keudian dia melneguh sangat keras .. tubuhnya melengkung dan buah dadanya sungguh membusung sangat padat .. kuremas buah dadanya untuk memberikan sensai orgasme agar lebih optimal .. penisku juga aktif menyodok keras,
“Han …. Akkkkkkkkkkuuuuuu… sammmmpaaaaai……..auuuuuuuuuuuu”
Semprotan air maninya benar-benar dashyat membasahi penisku jepitannya yang semakin meremukan penisku .. siraman yang menyejukan … namun aku masih bisa mengontrol orgasmeku agar tidak keluar duluan.
Tina lemas dalam pelukanku ketika mencapai puncaknya, tubuhnya lunglai dalam pelukanku, nafas kami terengah-engah.
Kubiarkan Tina Talisa menikmati orgasmenya. Lalu kuangkat tubuhnya dan kutidurkan tanpa melepaskan penisku pada lubang kenikmatannya yang menjepit keras penisku. Penisku serasa dijepit sambil diremas-remas. Aneh memang .. wanita secantik dan semontok Tina Talisa suaminya malah meninggalkannya hanya demi sebuah pekerjaan, dinikmati saban hari pastilah lebih nikmat.
Kutindih wanita itu, kini Tina dibawah tubuhku, kedua kakinya menjepit pinggangku walau tidak keras karena masih terpengaruh orgasmenya.
“Han … enak banget … ntar kita lanjutin ya … keluarkan manimu dalam vaginaku ..”
“Kau jorok banget Tina “ timpalku sambil tersenyum.
Tina tertawa.
“Han … andai bisa tiap hari begini enak ya ..”
“Aku mau kok tiap hari menyetubuhimu …. “
“Andai bisa Han … “ ujarnya penuh harap
“Akan kita atur Teh .. tapi kau janji memegang rahasia kita Tina ..”
Aku mulai bergerak menarik pantatku dan mendorongnya pelan, Tina merintih rintih
“Oh … enaknya penismu Han .. terus ..”
Ku sodok lubangnya dengan penisku dengan keepatan sedikit cepat dan mulutnya mencari bibirku dan kulumat dengan penuh nafsu, tangan Tina memelukku dan mengelus elus pungungku.
Tanganku tak tinggal diam meremas buah dadanya sambil aku terus menyodok dengan tusukan bervariasi membuat Tina semakin menggelinjang bak cacing kepanasan, tubuh kami kembali bercucuran dengan penuh keringat. Pergumulan kami berpacu dengan waktu dan hujan dengan deras, erangan kami bersahutan ketika sodokanku mencapai terdalam lubang kenikmatan Tina Talisa. Jepitan kakinya dipererat menambah sesaknya penisku dalam lubangnya.
“Tina …sayang ..”
“Ya .. sayang …”
“Goyanganmu enak sekali Tina ..”
Tina malah menarik kepalaku dan kami kembali saling melumat adu bibir, bokongku tetap bekerja menyodok nyodok.
“Han .. aku nggak tahan nih … kau memang hebat Han .. terus Han … terus “
Aku memacu tubuhku menyetubuhi presenter ini, kupercepat sodokanku dan Tina semakin menjerit tak karuan.
“ Han .. aku … aku ….ah .. oh enaknya ..” ucapnya meracau.
Aku merasa ada yang mendesak dari atas penisku, tampaknya aku akan keluar juga, kupercepatnya, buah dada Tina Talisa bergerak turun naik mengikuti irama sodoku.
“Oh … Tina .. presenterku .. aku juga mau keluar “
“ Kita keluar sama sama sayang ..”
Kami mempercepatkan reaksi kami, tak lebih dari lima menit jebolah tanggul Tina memuncratkan air kewanitaannya disusul semprotan maniku.
“oohhhhhhhh ………… Tinaku ……. Aku keluar…”
“Uhhhhhhhh … aku jugaaaaa….. Han …….” Ujarnya melemas
Crattttttt……cratttttttt ….cratt……. beberapa kali aku menembakan peju ke rahim Tina Talisa.
Kami lemas mencapi orgasme. Tubuh kami masih saling memeluk dan aku menindihnya.
Kami terdiam cukup lama setelah bercinta sejak mulai pukul 8 malam. Jam masih menunjukan pukul 10 malam, jadi masih banyak waktu yang akan kami habiskan malam itu memadu cinta dan birahi
Tina mendorong tubuhku dan bangkit dari ranjang kemudian berdiri dan keluar dari kamar dengan memakai selimut.
Aku hanya diam termangu dan menyangka bisa menyetubuhi wanita secantik Tina Talisa. Ternyata wanita itu hyperseks juga hanya saja salah mendapatkan suami, ketika ditinggal pergi pastilah dirinya merasa kesepian.
Aku bangkit dari ranjang dan menacri Tina, ternyata Tina ke dapur dan hendak membuat minuman untuk kami berdua, aku yang berada di belakang langsung saja memeluknya dan tanganku menuju ke dadanya dan meremasnya
“Kau tak tahan juga akan buah dadaku ya Han ..”
“Aku suka buah dadamu Tina … “
Tanganku meremas dan memilin kedua puitngnya dan memberikan ciuman lewat belakang kepalanya. Kutarik seimutnya agar lepas. Tubuh polos, putih mulus dan penisku terjepit di belahan selakangannya menambah sensasiku.
Aku ingin menyetubuhi di meja dapur.
“Kita ke kamar sayang .. kita puaskan sampai pagi sampai kita kelelahan”
“Aku ingin menyetubuhi dirimu di sini sayang ..” bujukku penuh nafsu
Kudorong Tina agar membungkuk, kuangkat satu kakinya ke meja
“Han … kau mau aku apakan .. ah … kau memang banyak variasi “
Aku berjongkok kemudian langsung menjilati vagina Tina Talisa. Aku bermain disitu sampai bener-bener basah lubang kenikmatan Tina Talisa dan agar merekah biar aku bisa menyodokan penisku dalam dalam. Kuremas bokongnya yang semlohei itu, sungguh sintal sekali wanita ini. Sayang kalo hanya dilewatkan sekali.
Aku lalu berdiri dan membasahi penisku dengan ludahku lalu kutusukan dari belakang.
Blessss…
“Auh ……… pelan pelan, sayang “ rintih Tina menerima sodokanku
“Enak khan … “
Lalu aku menyodokan bokongku, setiap sodokan kusertai dengan remasan pada buah dadanya yang bergoyang seirama dengan goyangan tubuh kami. Menit demi menit sodoakanku kian cepat. Tanganku bergerilya kemana mana, sedang Tina merintih rintih
“Ampun Han .. ampun sayang .. aku nggak kuat …”
“Tahan .. Tina … aku juga mau keluar bareng lagi …”
amKami memacu dengan penuh nafsu, tubuh mengkilap Tina Talisa berpadu dengan temeram lampu dapur membuat semakin indah persetubuhan kami.
“Oh .. nikmatnya tubuh cewek ini walau sudah nggak perawan ..” batinku berteriak
Kusodok dari belakang tubuh Tina dan suara derik meja bergeser menambah enaknya menyetubuhinya.
Lama lama aku mempercepat sodokannku, tusukan dari belakang itu membuat aku cepat keluar. Terbukti aku semakin nggak tahan menyemprotkan maniku ke lubangnya
“Ayo Han .. aku nggak tahan … “
Kami saling memacu dengan penuh birahi, remasan pagutan dan elusan semakin membuat amalam itu semakin indah.
Akhirnya kami keluar bersama sama dan tubuh Tina lemas terkulai di meja, sedang penisku memuncratkan isinya ke dalam rahimnya
“Han .. terima kasih ya …
“Sama sama .. sayang ..” ujarku memberi kecupan pada dahinya. Setelah merasa kuat, kupondong wanita itu dalam tanganku.
“Kita lanjutkan di kamar lagi sayang .. “ kataku sambil melumat bibirnya
“Baiklah sayang .. kayaknya aku dah nggak kuat lagi sau ronde sayang .. walau kau keluar tapi masih sanggup untuk bermain”
Kami malam itu saling memacu birahi, tubuh kami lemas setiap kali mencapai orgasme, kami bercinta sampai jam 3 dinihari, ketika aku sudah tidak kuat lagi, sedang Tina lemas tak berdaya menindih tubuhku. Berbagai gaya kami lakukan malam itu.
Aku bangun ketika matahari menerpa kepalaku. Kubuka mataku dan kulihat Tina sudah rapi
“Mau kemana Teh .. ?’
“Aku ke kantor dulu .. kamu mandi sana ya .. aku tunggu… ntar siang kita lanjutin ya ..”
“Teh .. kau cantik sekali ..”
“Kau ganteng juga, sayang ..”
Tina memberikan aku kecupan manis di bibirku, namun tangannya meremas penisku yang tertutup selimut.
Tina berdiri … namun tanganku nakal meremas bokongnya. Tina malah tersenyum.
“Semua dah aku siapkan ya .. makan tinggal ambil .. yang penting cepat mandi dan makan dan kita pergi “
Wednesday, June 9, 2010
Tina Talisa
Labels: Cerita Dewasa Seru Saru
Posted by Putri Ratih at 11:08 PM 0 comments
Marissa Haque
Aku semakin bernafsu saja sama Marissa Haque, aku ingin selalu menikmati tubuh Marissa Haque, seperti kepuasan tersendiri menikmati tubuhnya yang putih mulus, walau sudah hampir kepala lima, namun tubuhnya terjaga dengan baik, sehingga membuatku semakin ketagihan. Apalagi Marissa Haque juga tak bisa melepaskan aku, justru malah semakin senang dan suka akan diriku. Marissa Haque sendiri tidak pernah mengeluh lagi soal aku yang mempunyai semua rahasia kehidupan seksnya.
Marissa Haque selalu ingin kupuasi, bahkan kini sering mengirimi sms jorok, bahkan sangat jorok sekali. Entah mengapa tiba tiba Marissa Haque mengundangku datang ke kantornya. Marissa Haque mengutarakan banyak masalah komputer yang harus aku tangani, namun dia minta jangan ngeseks di kantor karena rawan dan rame. Aku tersenyum senang, walau tidak bisa ngeseks setidaknya aku bisa menggerayangi bagian sensitifnya. Apalagi siang itu Marissa Haque menggunakan pakaian rok panjang sampai mata kaki. Di ruangan kerjanya aku diminta menggarap laptopnya, Marissa Haque langsung mengunci ruang kerjanya dan aku langsung dipeluknya, kami saling memagut penuh kemesraan.
"Sayaaang … “ ujar Marissa Haque dengan bersemu merah
“Yaa .. “ ucapku sambil meremas pantat Marissa Haque dengan gemas
“Komputer dan laptopku banyak masalah nih .. bantu ya benahi “
“Boleh “ ujarku sambil menuju ke komputernya digandeng Marissa Haque, sambil jalan aku meremas pantat Marissa Haque.
“Please … nanti saja deh .. nakalnya “ bisik Marissa Haque di telingaku
Dudukku dekat Marissa Haque, sehingga aku semakin nakal, ketika Marissa Haque mengambil buku agendanya dengan membungkuk aku langsung mencolek buah dada, lebih lebih mengambil saat mengambil agenda dan diam sejenak, pantatnya juga terangkat sehingga aku langsung meremas pantatnya juga.
“Haaah .. nakal “ semprot Marissa Haque dengan mendelik.
Tak lebih dari seperempatnya komputernya beres
“Cepat ya ?”
“Yaaa .. harus kasih hadiahnya “ ujarku sambil berdehem
“Mau minta apa ?”
Aku langsung memeluk Marissa Haque dengan memagut dan melumat dengan rakus, Marissa Haque membalas lumatanku dan tak kalah rakus, kami saling menyedot, tanganku semakin nakal masuk ke dalam bajunya yang berlengan panjang itu dan meremas buah dadanya. Kami sambil megap megap setelah puas saling melumat, Marissa Haque membenahi jilbabnya lagi, ketika hendak berdiri, aku pun semakin nakal dengan meremas lagi pantat Marissa Haque. Marissa Haque membiarkan aku nakal dengan segala aksiku.
Ketika berdiri hendak mengambil buku di rak, aku langsung memeluknya dari belakang, tanganku melingkar ke depan dan meremas buah dadanya dari luar, membuat Marissa Haque menahan tanganku dengan mengempitnya. Bukannya menepis tanganku sehingga tanganku tetap menempel di dadanya
“Kamu tuh nakal, sayang “ ujar Marissa Haque dengan mencubit tanganku
Penisku yang ngaceng itu aku tempelkan di belahan pantatnya membuat Marissa Haque hanya tersenyun saja
“Mbak Icha juga nakal kok “
“Husss “ ujar Marissa Haque dengan mengatupkan ibu jarinya ke bibirku
Aku menggerakan pantatku sehingga batangku yang ngaceng tegak itu terasa sekali di belahan pantat Marissa Haque. Marissa Haque menggerakan pantatnya tanda senang.
“Besar sekali ya kontolmu .. aku suka “ bisik Marissa Haque
“Ketagihan ya “ godaku
“Iyaaa “ jawab Marissa Haque dengan tersenyum lagi
Aku semakin nakal menyelusup ke dalam pakaian Marissa Haque, kupegang kedua buah dadanya dan Marissa Haque sampai mendesis keenakan.
“Ijinkan aku meremas buah dada Mbak Icha tidak di luar BH “ bisikku nakal
“Hmmm .. jangan ah .. bahaya “ goda Marissa Haque
Aku masuk ke dalam bajunya semakin nakal lewat punggungnya mencari kaitan BHnya, sedang tangan kiri berada di depan juga masuk dalam bajunya, tanganku menjarah buah dadanya dan meremasnya sepuasku membuat Marissa Haque menahan nafas, termakan birahi lagi
“Han .. ntar malam saja ya .” ujar Marissa Haque dengan menahan tanganku agar tidak terlalu jauh.
Aku sudahi mengerjai Marissa Haque dengan kembali memakai komputerku, namun Marissa Haque justru malah memancingku dengan duduk di pangkuanku.
Penisku terasa ditekan pantat Marissa Haque dengan menggoyangkan sehingga membuatku semakin senang saja.
"Enak ya ?" bisik Marissa Haque
Aku semakin nakal kutarik roknya sampai atas sehingga terlihat betis mulus Marissa Haque, aku mengelusnya membuat Marissa Haque mendesis, bahkan aku semakin jauh memasukkan tanganku, Marissa Haque membuka pahanya sehingga aku semakin bebas sampai bagian segitiganya, terasa sedikit basah, Marissa Haque terbakar birahinya
Marissa Haque melumat bibirku dengan rakus, jilbabnya ditarik dan merangkulkan tangan kirinya ke belakang kepalaku. Kami saling beradu bibir dengan pelan saling memagut, sedangkan tanganku mengelus pahanya dengan bebas.
“Sudah puas belum ?” tanya Marissa Haque dengan tersenyum
“Kulum punyaku ya .. sebentar saja “ kataku sambil membuka resluting celanaku, namun Marissa Haque mencegahnya namun sudah terlambat karena aku sudah menarik batangku dari celana dalamku, tersembullah batangku membuat Marissa Haque langsung menjilati bibirnya.
Marissa Haque langsung mengambil serbet di samping komputer dan langsung disumpalkan ke mulutku
“Kutelan manimu .. tapi kamu jangan melenguh .. bisa kedengaran “
Marissa Haque langsung duduk di sampingku dan membungkuk, langsung saja penisku dijilati dan diemut dengan rakus, Marissa Haque menyepong penisku sangat rakus, mengocoknya, menjilati, mengulum dan menyedot batangku.
Aku hanya bisa menggigit serbet itu, tanganku sendiri gentayangan menggerayangi buah dada Marissa Haque dengan gemas, tanganku masuk ke dalam BHnya yang tidak dibenahi, sehingga aku merasakan keempukan buah dada Marissa Haque.
Marissa Haque mengulum penisku dengan rakus dan cepat, tak ada waktu untuk bersantai, dengan terus dikulum, disedot, giginya menyentuh terus penisku merasa aku semakin termakan birahi
“Mmmmm …hhhhsss “ desisku dengan suara kecil sekali. Marissa Haque mengatupkan tangannya ke bibirnya agar aku diam
Dengan terus mengocoknya lalu dimasukan ke dalam mulutnya, penisku disedot sedot lagi, membuat aku sampai menahan nafasku. Menit demi menit aku merasa tak kuat lagi, Marissa Haque tahu kalo aku mau orgasme, dengan lahap penisku disedot sedot, kedua kakiku mancal mancal. Penisku menghembat dengan cepat dan aku langsung memuntahkan isinya
“Creeeeet .. creeeeet .. creeeeeet “
Marissa Haque langsung menelan spermaku dan ditelan masuk kerongkongan, habis itu menjilati sampai bersih, aku hanya bisa bernafas tak karuan merasakan orgasme di mulut Marissa Haque. Aku berkelonjotan tak karuan, namun aku tak bisa bersua karena tersumpal serbet. Setelah penisku bersih Marissa Haque meninggalkan aku masuk kamar mandi membawa minumannya. Aku terhempas di sandaran kursi dengan mengatur nafasku.
Marissa Haque keluar dari kamar mandi di ruangan itu dengan tersenyum dan sudah rapi kembali. Aku membenahi celanaku lagi, kemudian dengan nafas memburu kembali menyerbu bibir Marissa Haque dan Marissa Haque membalasnya lagi, kupagut dan tanganku meremas pantat Marissa Haque. Bahkan aku menarik rok Marissa Haque sampai ke atas dan menarik celana dalamnya, kemudian meremas pantatnya, terasa hangat dan empuk pantat Marissa haque.
Kami menyudahi aksi kami dengan kembali bekerja, namun aku selalu nakal mencolek pantat Marissa Haque ketika berjalan di sampingku, Marissa Haque hanya mendelik, kemudian tersenyum nakal.
Setelah aku merasa tidak berkeringat lagi, aku pamit pulang, kupagut lagi dan ketika aku diantarkan keluar ruangannya, sebelum membuka pintu aku sekali mencolek pantat Marissa Haque.
“Besok pagi kamu tunggu aku ya .. jam 08 .. “ bisik Marissa Haque
Aku pulang di antar Marissa Haque sampai ruang tamu kemudian aku pergi meninggalkan kantornya.
Posted by Putri Ratih at 11:05 PM 0 comments
Syahrini
Aku merasa perlu untuk lebih jauh bercinta terus dengan Syahrini, setelah puas melakukan percintaan dengan Syarini, aku merasa mendapatkan sebuah pengalaman dalam memahami wanita ini, yang ternyata Syahrini itu gila seks, maniak seks. Walau sudah tidak perawan namun body dan kulitnya sungguh kencang, apalagi bentuk buah dadanya yang menonjol.
Aku mencoba untuk datang ke rumahnya, hari gelap merupakan saat yang tepat untuk bisa mengeloni Syahrini di rumahnya, kebetulan Syahrini sendirian di rumah, aku datang dengan diam diam, masuk dalam pekarangan rumahnya, ternyata gerbang depan tidak dikunci, aku melihat mobilnya diparkir di halaman depan, sehingga aku mudah untuk masuk. Setelah sampai di pekarangannya, aku masuk melalui pintu samping, kulihat Syahrini pergi ke arah dapur dengan menggunakan celana dalam saja, sedang bagian atas menggunakan baju lengan panjang. Pantatnya benar benar berisi sekali. Namun aku tidak mengejarnya, aku mencari kamarnya, susah juga, namun aku merasa Syahrini menuju ke dapur keluar dari kamar, karena ketika aku melewati sebuah kamar yang terbuka kulihat kamar itu sangat mewah sekali, lebih lebih aku masuk dan merasakan harum parfum ruangannya wangi sekali, belum lagi di ranjang tergeletak BH Syharini. Kontan aku langsung saja melucuti pakaianku dan aku bersembunyi di samping lemari, penisku ngaceng tegak sekali, membayangi Syahrini ingin kusodok sodok dan kuremas remas buah dada dan pantatnya.
Syahrini masuk ke dalam kamar lagi dan menutup pintu, lalu mematut di samping cermin dekat lemari, lalu Syahrini membalikkan badannya, aku langsung saja muncul dan membekap Syahrini. Syahrini meronta ronta.
"Tenang… sayaang .. ini aku, Han " ujarku berbisik dengan menempelkan penisku ke belahan pantat Syahrini. Pelan pelan Syahrini melemas dan aku langsung membalikan badannya.
"Oh . sayang .. kemana saja kamu " ujar Syahrini dengan tersenyum dan kami langsung saling melumat penuh kerinduan. Kami langsung saling memeluk dengan erat, lumatan kami semakin rakus dan menyedot nyedot. Kuelus elus rambutnya yang panjang itu dan aku menggiringnya ke ranjang dan kutindih. Buah dadanya ternyata tidak berBH sehingga kekenyalan menempel ke dadaku, puntingnya terasa geli berada di dadaku
"Han ..sayang .. puasi aku yaaa .. aku rindu padamu .. rindu akan permainan seksmu " pinta Syahrini dengan nafas memburu, bibirnya yang berlipstik itu sangat menggairah untuk kulumat, kutahan nafsuku walau sudah diubun ubun untuk menggumuli penyanyi ini.
"Aku juga nggak tahan dengan kemolekan tubuhmu, Syahrini " ucaku dengan mesra, membuka kancing baju Syahrini, dan Syahrini membantuku untuk melepaskan bajunya, tersembulah buah dadanya yang kencang dan montok itu.
"Haaan .. aku juga nggak tahan deh .. ketagihan sama kamu .." ucap Syahrini dengan gemas dan tersenyum nakal padaku
"Aman nggak hari ini ?"
"Aman donk .. malam ini beri aku kepuasan ya .. kelonin aku malam ini sampai pagi, beri aku kenikmatan seks yang luar biasa .. kau bebas memperlakukan aku .. aku nggak lapor pada polisi… " ujar Syahrini dengan mengelu elus pipiku
"Aku ingin menyodoki Syahrini lagi, sayang "
"Lakukan sayang .. sodok aku sepuasmu .. Oh .. Anang sebenarnya mau kesini, minta jatah tapi aku nggak mau, aku larang .. aku bilang tidak di rumah, tapi di tempat sodara " ujar Syahrini dengan tertawa
Kubuang baju Syahrini dan kini tinggal celana dalamnya
"Sayaaang .. huh .. aku rindu akan remasanmu pada buah dadaku, jangan sungkan sungkan menggauli aku di sini .. mari kita habiskan malam ini berdua, malam ini milik kita, sayang. Kontolmu sudah sangat ereksi ya ? nggak tahan khan akan kemolekan tubuhku .. please .. hajar aku lagi .. tapi jangan menyakiti aku lagi " pinta Syahrini dengan memohon mohon.
"Aku akan melakukan semua itu, sayang .. akan kuberikan kepuasan seks lagi"
"Uangmu sudah aku siapkan sayang .. maafin aku yang hendak melaporkan kamu, rugi kalo aku laporin aku nggak dapat lagi kenikmatan cinta yang nikmat banget .. "
Aku langsung kembali melumat bibir Syahrini dengan lembut dan membuat Syahrini hanyut dalam pagutan itu, bibir kami saling bertaut dan menyedot nyedot.
"Sayaaang … nikmaat ..aaah .. romantis banget kamu " timpal Syahrini dengan memelukku erat, tangan kananku mengelus paha Syahrini yang mulus itu. Kami saling berguling guling membuat kami semakin basah keringat.
Lenguhan dan erangan kami bersahutan.
"Auuh .. aaah …tiduri aku … " erang Syahrini dengan keras dan tak perduli.
Aku terus melakukan pagutan dan elusan di paha Syahrini. Kudorong Syahrini agar duduk di selakanganku.
"Kulum punyaku ..sayang " pintaku dengan meremas buah dada Syahrini
"Auuuuh ….aah .. enak sekali, remes lagi sayang … " lenguh Syahrini dengan menarik tanganku yang aku turunkan.
"Huh .. kau benar benar menyita waktuku, sayang "
"Layani nafsuku ya .. biar Anang bilang aku bejad biarin .. " timpal Syahrini dengan mundur dan duduk di ranjang, di depan selakanganku, penisku yang besar mengacung dengan tegak. Dengan tersenyum dan memegang penisku dan dikocoknya pelan pelan
"Duuuh .. kocokanmu makin mantap saja, sayang " pujiku dengan mencoba bangun untuk duduk, Syahrini kini yang membungkuk terlihat buah dadanya menggantung sangat indah sekali. Dengan pelan pelan, Syahrini kemudian menjilati batangku. Pada buah zakarku dijilati dengan lidahnya
"Uuuuuh … jilati aaah .. enak sekali ..nikmaaat aaaah " lenguhku dengan meremas buah dada Syahrini membuat Syahrini menggelinjang, terkadang tangannya menahan tanganku agar tidak meremas terus, namun begitu aku meremas lagi, tangan Syahrini malah dilepaskan dan mengelus pahaku.
Dengan telaten, Syahrini menjilati buah zakarku pelan pelan, lidahnya menjulur julur, aku terasa geli dan terangsang hebat.
"Sayaang .. aku mau menelan air manimu ya … " pinta Syahrini dengan memandangku dengan mata lapar dan haus.
"Silakan sayang .. silakan "
"Makasih, sayang .. " ujar Syahrini dengan kembali menjilati buah zakarku, lalu naik menjilati batangku ke atas, lalu turun lagi
"Kontolmu gede banget .. sesak di mulutku .. rasanya beda banget nih " seru Syahrini terdengar sangat jorok.
Lalu kembali Syahrini memasukan penisku ke dalam mulutnya dengan pelan pelan, mulutnya membuka lebar dan menelan batangku sampai mentok di pojok mulutnya, batangku tidak bisa amblas karena terlalu panjang dan besar.
Di dalam mulut Syahrini, batangku dipermainkan dengan lidahnya"Yaaaa ..aaaah ..enak sekali ..sedot " erangku dengan meremasi buah dadanya lagi. Ketika lidah Syahrini mempermainkan batangku, aku sampai mendongak tak karuan, bahkan kakiku ikut terangkat, apalagi sedotannya semakin kencang, Syahrini ingin menelan spermanku.
Di dalam mulutnya batangku dipermainkan dengan lidahnya, lalu dikeluarkan dan kemudian dimasukan lagi, terasa enak sekali, nikmat sekali oral Syahrini ini. Kurapikan rambutnya yang menggangu kuluman batangku
"Mmmmmmfffff ..mmmmm .. hhhhmmmm " suara yang keluar dari Syahrini yang penuh dengan batangku, aku semakin tak tahan dengan kemolekan tubuh mulus putih Syahrini
Hampir sepuluh menit Syahrini mengulum penisku, mulutnya sibuk menjilati dan menyedot batangku, terkadang dengan keras disedotnya batangku membuat aku sampai menggelinjang dnegan menggerakan dadaku.
"Auuuuh .aaaauuhh .. teruuuus .. sayang .. terus .. ayo emut terus kontolku ..sedot . telan air maniku " semangatku pada Syahrini.
Lalu Syahrini mengeluarkan batangku dan dikocoknya dengan cepat untuk bisa muncrat
"Gilaa nih kontol .. Anang kuoral lima menit dah langsung tepar .. " timpal Syahrini dengan tersenyum, bibirnya penuh air liur, bahkan air liurnya menetes ke ranjang, dari selakangannya yang masing menggunakan celana dalam terlihat sudah basah, aku semakin nakal menyelusup dan mengelus bagian sensitifnya itu, apalagi posisi duduk Syahrini dengan bersila, sehingga memudahkan aku semakin nakal masuk ke dalam celana dalamnya tapi susah.
Dengan pelan pelan kembali, Syahrini menjilati batangku, diputarnya tangannya untuk mengocok, dikempit di jari jarinya menuju ke atas, lalu turun kebawah dan kemudian mulutnya menelan batangku lagi, dipermainkan dengan lidah dan giginya
"Yaa ..aku mau .. muncraat nih .. " erangku
Syahrini langsung semakin semangat mengemut dan mengulum batangku, bahkan kini semakin cepat menyedot nyedot batangku. Disedotnya dengan keras batangku, kedua kakiku gemetar merasakan sensasi oral Syahrini di penisku. Aku sampai merem melek keenakan dioral Syahrini
Badanku semakin panas dan berkeringat mengucur deras. Aku mendongak merasakan kenikmatan ini. Lalu dengan wajah tegang dan memejam aku memuncratkan air maniku
"Telaaaan .. aaaah …sampaiii ..sampai " erangku dengan rebah ke belakang dan air maniku muncrat dengan menembak ke mulut Syahrini
"creeet …creeet .. creet .. creeet " lebih dari enam kali aku menembakkan isi bua pelirku, mataku terpejam dengan erat. Syahrini menelan air maniku dan dimasukan dalam tenggorokannya.
Aku merasa melayang ringan dengan berkelonjotan, sedang Syahrini tetap menjilati batangku yang mengkilap diterpa air liur Syahrini.
Syahrini lalu berhenti menjilati dan menindiku, membisikkan kata kata penuh kenikmatan cinta
"Air manimu sangat gurih, sayang .. kapan kapan aku boleh nelan lagi ya " pinta Syahrini dengan menjilati pipiku. Nafasnya terdengar di telingaku, apalagi harum wangi tubuhnya menusuk hidungku
Aku hanya diam saja menikmati orgasmeku. Baru beberapa menit aku bisa membuka mataku yang berkunang kunang, kupeluk Syahrini dengan kuberikan ciuman di pipinya
"Saaayaaang … " sapaku
"Yaaa .. " jawab Syahrini dengan pelan
"Kau hebat tadi .. oralmu ena banget … senang deh dioral sama kamu, Syahrini sayangku"
"Trim .. aku suka karaoke kontolmu dari pada mikropon, layani nafsu bejatku ya sayang, minimal seminggu tiga kali " goda Syahrini dengan tertawa.
"Tiap hari mau ?" tantangku
"Iiiih .. waktunya ndak ada .. " timpal Syahrini
"Gimana kalo disela sela show aku datang dan menggenjotku dengan fast sex ?" tawarku
"Jangan ah .. kecuali aku nggak tahan .. tapi mendingan begini saja, sayang .. lebih romantis .. lagian aku lebih suka kamu ngelonin aku sampai pagi, kita lihat saja, sampai berapa lama aku tahan ya" kata Syahrini dengan memelukku erat
"Oke " jawabku singkat
"nanti gantian kamu oral tempekku ya .. "
"So pasti donk .. " jawabku dengan menggulingkan Syahrini dan kutindih dengan gemas, kedua kaki Syahrini menjepit ke pinggangku.
Posted by Putri Ratih at 10:59 PM 0 comments